Sahabat IKADI yang budiman,
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kita dengan iman dan ketaqwaan. Iman sebenarnya merupakan bentuk sikap hidup yang berdasarkan aturan Allah SWT. Iman mencakup hati, lisan dan perbuatan yang menyatu, integral dan holistik dalam kebenaran. Hati yang membenarkan (tashdiq), lisan yang mengikrarkan (iqrar) dan amal perbuatan sebagai pembuktian. Amal perbuatan seseorang dipengaruhi oleh akal dan lisan yang digerakkan oleh hati. Jika hati dipenuhi keimanan maka lisan dan amal akan bersinar dengan keshalihan. Itulah agungnya nikmat iman.
Dengan nikmat iman, kita memiliki keyakinan dan pandangan hidup yang benar, tujuan hidup yang jelas dan terarah dan melahirkan perencanaan dan realisasi aktivitas amal yang menghasilkan kebaikan-kebaikan. Kehidupan manusia yang paling indah dan paling dipenuhi kebahagiaan adalah kehidupan orang-orang yang beriman. Diseberang sana orang mencari ketenangan dengan mengumbar kesenangan yang semu, menghabiskan energi, waktu dan umur untuk kesia-siaan, menenggak minuman keras, narkoba, merokok, korupsi dan aneka perbuatan yang disangka membahagiakan namun kosong dari kebermaknaan.
Mari renungkan hidup orang beriman, hatinya dipenuhi cahaya petunjuk, pikirannya dipenuhi pengetahuan dan waktu-waktunya dihiasi dengan amal kebaikan. Hatinya senantiasa terpaut dengan Allah sehingga senantiasa tenang, bahagia, optimis, semangat dan nyala dengan harapan masa depan gemilang. Hatinya jauh dari gelisah, sepi dalam keramaian, hati yang sunyi dalam kebelimpahan harta. Hati orang beriman adalah laksana berlian. Terpancar cahaya ke aneka sudut kehidupannya.
Lisan orang beriman dipenuhi cahaya hidayah, ucapan dan ungkapannya berbobot laksana emas. Ucapannya menjadi dan memiliki daya ubah dalam kehidupan. Ucapanya menggerakkan. Untaian kalimatnya menghadirkan manfaat yang berlipat.
Anggota badannya tunduk kepada Allah, ruku’ dan sujud menjadi panglimanya. Tanha ‘anil fahsya’ wal munkar hadir dalam kehidupannya. Menjadi pribadi ‘anfa’uhum linnaas. Hidupnya adalah cahaya dan solusi. Maka benarlah jika Allah SWT menyatakan orang beriman itu a’lamu darajatun ‘inda rabbihim. Tinggi derajatnya di sisi Allah, karena memang hidupnya berkualitas yang tersusun dari hati yang ikhlas, lisan yang bernas dan aktivitas yang penuh kualitas.
Sahabat IKADI, berbahagialah dan senantiasalah berbahagia dengan karunia iman. Kita adalah orang yang disayang Allah, dicintai Allah dan dipililh Allah untuk melakukan aneka macam proyeknya Allah (Ibadah) dan akan mendapatkan hadiah dari Allah SWT berupa Jannah.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ
جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ ࣖ
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS AL Bayyinah: 7-8)