PENTINGNYA GOTONG ROYONG DALAM HIDUP BERMASYARAKAT

Mengambil Hikmah dari Musibah
2 Desember 2022

PENTINGNYA GOTONG ROYONG DALAM HIDUP BERMASYARAKAT

Oleh: Novie Syaiful Hidayat, SP., M.Eng.

Bidang Humas, Informasi dan Advokasi PD IKADI KARANGANYAR

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Mengawali sidang  jum’at  yang mulia ini, marilah panjatkan puji syukur ke hadhirat Alloh SWT. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, terutama kenikmatan Iman dan Islam, sehingga kita diperkenankan untuk bisa melaksanakan ibadah Sholat Jum’at pada kesempatan hari ini. Sholawat serta salam senantiasa kita curah-limpahkan kepada Baginda Nabiyulloh Muhammad SAW, yang telah memberikan pencerahan kepada umat manusia dengan membawa risalah Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.

Selanjutnya, Khotib senantiasa mewasiatkan untuk terus berupaya sepenuh hati, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT dengan Taqwa yang sebenar-benarnya. Karena hanya ketaqwaan-lah yang akan  menjadikan kita sebagai pribadi yang bisa menghadirkan ketenangan, kebahagiaan dan kemanfaatan di tengah-tengah umat dan masyarakat. Karena, Rasululloh SAW telah mengingatkan :

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Dan sebaik-baik manusia adalah orang  yang  paling  bermanfaat  bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Beberapa waktu yang lalu kita menyaksikan dan merasakan musibah maupun bencana datang di tengah-tengah masyarakat. Kita menyaksikan betapa kekuatan kebersamaan, kekeluargaan, saling membantu, gotong royong, saling tolong menolong, dan bekerjasama merupakan karakter Bangsa Indonesia yang tidak akan lekang oleh zaman. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dilaksanakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW Bersama para sahabat Beliau.

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Tercatat ada 2 (dua) peristiwa penting yang melibatkan kebersamaan Nabi SAW dan para sahabat dalam bergotong royong. Yang pertama adalah peristiwa pembangunan masjid Nabawi saat pertama kali tiba di Madinah dalam perjalanan hijrah, seperti diceritakan oleh Syaikh Syafiurrahman Al-Mubarakfury dalam Buku Beliau Sirah Nabawiyah : “Langkah strategis pertama yang dilakukan oleh Rasululloh SAW setelah tiba di Madinah itu ialah membangun masjid sebagai pusat kegiatan umat yang dikenal sebagai Masjid Nabawi. Dalam proses pembangunanya Nabi Muhammad SAW sendiri ikut serta di dalamnya. Beliau bertugas mengangkat batu dan bata sambil bersabda : “Tiada hidup kecuali penghidupan akhirat. Ampunilah kaum Ansor dan Muhajirin”.

Dan yang kedua adalah gotong royong Nabi dan para sahabat saat membangun Parit sebagai benteng pertahanan sebagaimana dikisahkan : “Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang kehadiran pasukan musuh, Nabi Muhammad SAW pun bersama para sahabat menggelar musyawarah untuk mencari solusi terbaik guna mempertahankan Madinah. Akhirnya, setelah berdiskusi panjang, usulan Salman Al-Farisi untuk membentengi Madinah dengan parit menjadi usulan paling bisa diterima. Padahal, usulan tersebut sebelumnya tidak pernah dikenal dalam strategi militer bangsa Arab. Untuk merealisasikan rencana tersebut, kaum muslimin pun mengerahkan segala kekuatan.

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Alloh SWT lewat Q.S. Al Maidah : 2 memerintahkan saling tolong-menolong atau bergotong royong tersebut :

 وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

 “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Secara mendasar ayat di atas menjelaskan tentang prinsip-prinsip kerja sama atau tolong-menolong. Dengan redaksi perintahnya, Alloh SWT menyuruh kerjasama untuk kepentingan kebaikan dan ketakwaan. Dengan tidak disebutnya subjek kerjasamanya menandakan bahwa aktivitas kerjasama ini memiliki pengertian yang luas, dalam artian dapat dilakukan oleh siapapun dan dengan siapa pun baik Muslim maupun non-Muslim. Hanya ada dua hal yang membatasi aktivitas kerjasama ini yaitu sepanjang dilakukan untuk kebaikan dan ketakwaan, bukan perbuatan dosa dan pelanggaran.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa dosa itu ialah meninggalkan apa yang  diperintahkan oleh Alloh SWT untuk dikerjakan. Pelanggaran itu artinya melampaui apa yang digariskan oleh Alloh SWT dalam agama kalian, serta melupakan apa yang difardukan oleh Alloh SWT atas diri kalian dan atas diri orang lain.

Dua hal inilah yang dalam agama Islam dijadikan prinsip dasar seseorang melakukan kerjasama atau tolong-menolong dengan pihak lain.

Pentingnya nilai tolong-menolong ini mendapat perhatian Nabi SAW. sehingga menggolongkannya sebagai akhlak yang baik kepada sesama manusia. Rasululloh dalam hal ini mengemukakan dalam sabdanya, “Tidaklah beriman seseorang dari kamu, sehingga ia mencitai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Sahabat Ikadi yang di rahmati Allah SWT

Islam lebih mengedepankan pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama daripada pekerjaan yang dikerjakan secara individu karena pekerjaan yang dilakukan bersama-sama memiliki kepastian dan kekuatan lebih, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang susah akan menjadi mudah. 

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang akan selalu tergantung dengan keberadaan orang lain. Jika ada yang merasakan penderitaan, maka sudah sewajarnya sebagian yang lain berkewajiban untuk membantu. Dalam Islam sudah diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW., bahwasanya :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim).

Suka-duka dilalui bersama. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Sikap saling memiliki merupakan lambang persaudaraan sejati. Sebagaimana kejadian Cianjur, menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk berempati dan berbagi dengan saudara kita yang baru mengalami kesusahan, kehilangan kerabat, harta, kendaraan dan hal-hal yang selama ini tidak terpikir akan secepat itu hilang dari sisi mereka. Semoga Alloh SWT senantiasa mengilhamkan kepada kita semua untuk senantiasa membantu dan meringankan beban saudara yang lain …

Aamin aamiin aamiin yaa Robbal ‘aalamiin ….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TELEPHONE