Sesibuk Apakah Diriku?

IKADI KARANGANYAR BERBAGI WAKAF MUSHAF AL QUR’AN
15 Maret 2021
Nasihat Menjelang Ramadhan
18 Maret 2021

Sesibuk Apakah Diriku?

Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku tak sempat membaca Al Quran. Tak sempat menghafalkannya. Tak sempat mentadabburi isinya. Apalagi mendakwahkannya, bahkan pada sahabatku sendiri.

Aku tak sesibuk Ka’ab bin Zaid. Di antara 69 sahabat hafizh yang syahid, dia satu-satunya sahabat yang Allah selamatkan saat mengajarkan Islam dan Al Quran kepada kabilah kaum kafir di bawah pimpinan Amir bin Tufail.

Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku tak pernah mendapati progres peningkatan penyampaian pesan dakwah yang signifikan. Alasanku klasik, hanya karena alasan sibuk mencari ma’isyah atau pendapatan.

Tentu aku tak sesibuk sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah teguh hatinya berjuang di jalan Allah. Ia saudagar kaya tentu lebih sibuk dalam urusan pekerjaan. Namun ia mampu mengorbankan harta benda serta jasadnya untuk kejayaan Islam.

Bahkan dalam Perang Uhud, ia mendapatkan 20 luka parah di badan. Menyebabkan dirinya pincang dan beberapa giginya rontok hingga mengurangi kelancarannya dalam berbicara. Sementara aku tenggelam dalam pekerjaan, kaya tidak beramal juga kurang.

Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku terlewati tanpa pernah menulis pesan dakwah dan kebaikan. Padahal aku selalu menyempatkan diri browsing dan menonton You Tube. Sempat membaca dan membalas puluhan pesan di Whatsapp, Facebook, dan Instagram. Padahal, jika tiap balasan chatku itu dikumpulkan bisa menjadi satu halaman saat dibukukan.

Aku kadang merenung sendiri saat memikirkan satu pesan Allah dalam Al Quran.

“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS. Al ‘Asr: 1-3).”

Sambil terus membaca pesan itu dan bertanya pada diri sendiri. Sebenarnya aku ini memang sibuk atau sok sibuk sih? Sungguh sangat mengherankan.SESIBUK APAKAH DIRIKU? Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku tak sempat membaca Al Quran. Tak sempat menghafalkannya. Tak sempat mentadabburi isinya. Apalagi mendakwahkannya, bahkan pada sahabatku sendiri. Aku tak sesibuk Ka’ab bin Zaid. Di antara 69 sahabat hafizh yang syahid, dia satu-satunya sahabat yang Allah selamatkan saat mengajarkan Islam dan Al Quran kepada kabilah kaum kafir di bawah pimpinan Amir bin Tufail. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku tak pernah mendapati progres peningkatan penyampaian pesan dakwah yang signifikan. Alasanku klasik, hanya karena alasan sibuk mencari ma’isyah atau pendapatan. Tentu aku tak sesibuk sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah teguh hatinya berjuang di jalan Allah. Ia saudagar kaya tentu lebih sibuk dalam urusan pekerjaan. Namun ia mampu mengorbankan harta benda serta jasadnya untuk kejayaan Islam. Bahkan dalam Perang Uhud, ia mendapatkan 20 luka parah di badan. Menyebabkan dirinya pincang dan beberapa giginya rontok hingga mengurangi kelancarannya dalam berbicara. Sementara aku tenggelam dalam pekerjaan, kaya tidak beramal juga kurang. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, sesibuk apakah diriku? Ketika hari-hariku terlewati tanpa pernah menulis pesan dakwah dan kebaikan. Padahal aku selalu menyempatkan diri browsing dan menonton You Tube. Sempat membaca dan membalas puluhan pesan di Whatsapp, Facebook, dan Instagram. Padahal, jika tiap balasan chatku itu dikumpulkan bisa menjadi satu halaman saat dibukukan. Aku kadang merenung sendiri saat memikirkan satu pesan Allah dalam Al Quran. “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS. Al ‘Asr: 1-3).” Sambil terus membaca pesan itu dan bertanya pada diri sendiri. Sebenarnya aku ini memang sibuk atau sok sibuk sih? Sungguh sangat mengherankan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TELEPHONE